Dedy Gusmawan adalah pemain sepakbola professional yang lahir di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia pada 27 Desember 1985. Dedy Gusmawan memiliki istri yang bernama Rita Dwi Sarinda dan di karuniai dua orang putra yang bernama Bintang dan Habibie. Dedy Gusmawan bermain sebagai posisi center back dan juga bisa berposisi sebagai full back kanan maupun full back kiri. Obrolan ini adalah obrolan saya bersama seorang Dedy Gusmawan pada saat kita bekerja sama di tim Semen Padang FC yang saat itu berlaga di seri kedua Liga 2 2021 Pekanbaru Riau. Bagaimana Dedy Gusmawan membangun karir, menata, mengadapi resiko dan bisa bertahan sampai usia sekarang masih bermain di level tertinggi Liga 1 untuk tim Persita Tangerang.
Foto Dedy Gusmawan berama Istri dan kedua putranya
Picture by : Google
Awal mula kenal sepakbola dan sangat mencitai dunia si kulit bundar hingga sampai sekarang menjadi pekerjaan oleh Dedy Gusmawan karena dari hobi serta di dukung dengan kultur sepakbola di kampung halaman yg sangat kuat. Berangkat dari hal itu proses menuju level selanjutnya tidaklah mulus dan harus melalui jalan yg terjal atau di bilang tidak mudah dalam menggapai cita-cita sebagai pemain sepakbola profesional namun seorang Dedy Gusmawan menceritakan pada saya bagaimana melewati langkah demi langkah dan pantang menyerah.
Awal membangun karir yaitu pada saat usia SMP, ada seseorang tetangga yang mengajak bergabung di salah satu sekolah sepakbola (SSB) akan tetapi jarak SSB jauh dari rumah. Lebih lanjut Dedy Gusmawan berkorban uang saku sekolah yang di berikan orangtuanya di peruntukkan untuk naik angkot dan tidak jajan demi bisa berlatih di Sekolah Sepakbola yang jauh dari rumahnya tersebut dan sebagai tambahan uang saku ia berinisiatif menjadi tukang cuci mobil di lapangan golf dekat rumahnya yg kadang di kasih uang dari si pemilik mobil terkadang juga tidak di kasih akan tetapi pikir seorang Dedy Gusmawan yg penting sudah berusaha dan ikhtiar demi proses keberlanjutan latihan sepakbola di SSB. Proses berlatih di SSB dilakukan Dedi selama dari kelas 1 sampai kelas 3 SMP hingga sempat berhenti latihan di SSB karena biaya transport naik angkot semakin mahal dan memutuskan untuk berlatih di kampung halamannya. Namun ia bersyukur menjalani proses latihan di sekolah sepakbola selama tiga tahun karena mendapatkan bekal basik bermain sepakbola.
Selanjutnya proses transisi awal lulus Sekolah menengah atas pada tahun 2004 apakah memutuskan memilih kerja di bidang selain sepakbola dengan gaji yg sudah pasti atau memilih melanjutkan membangun karir menjadi pemain sepakbola dengan gaji yang belum pasti?. Melihat teman-teman sebayanya sesudah lulus SMA sudah bekerja, Dedy Gusmawan sempat mendapatkan sindiran dari kakaknya “lihat teman-temanmu sudah bekerja bisa kredit motor, apa yang kamu tunggu?, apa iya kamu mau jadi pemain sepakbola? Kayaknya tidak mungkin kamu bisa menjadi pemain sepakbola”, sindiran kakaknya”. Namun Dedy Gusmawan tetap teguh dengan pendiriannya dan tetap melanjutkan prosesnya demi cita-citanya tercapai sebagai pemain sepakbola profesional dan pilihannya di kuatkan oleh seorang Ibundanya, bawasanya ibunda setelah Dedi lulus SMA tidak mengharuskan Dedi harus bekerja ini itu. Hingga satu tahun setelah lulus SMA belum mempunyai pekerjaan yang tetap, pada tahun 2005 ada turnamen besar yaitu Piala Gubernur Sumatera Utara. Dedy Gusmawan pada saat itu membela tim Deli Serdang dan bisa menjuarai event tersebut. Akan tetapi setelah Piala Gubernur selesai tidak ada event lagi, namun pada saat itu tim terus berproses latihan terus pada waktu itu nama tim PSDS U-21 dan kami menginap di stadion Baharroedin Siregar dengan di kasih uang ongkos secara Cuma-cuma, tutur Dedi.
Berproses di tim kedua PSDS Deli Serdang pada tahun 2006 Dedy Gusmawan berhasil naik kelas ke tim utama PSDS Deli Serdang yang berkompetisi di Liga Djarum Indonesia 2006.
Foto Dedy Gusmawan membela tim PSDS Deli Serdang
Picture by: Google
Kesan pertama masuk ke tim profesional pertama kali, sempat tidak yakin karena proses dari level amatir hanya berangkat dari tim Piala Gubernur dengan proses sebentar yaitu satu tahun 2005-2006 dan tidak pernah berproses di level junior seperti Piala Soeratin u17, Piala Bogasari kata Dedi. Namun hal itu tidak menjadi kendala adaptasi seorang Dedy Gusmawan. Dedi terus belajar dari pelatih, pemain senior dan berlatih tambahan di sela-sela waktu program latihan tim hingga ada kesempatan mendapatkan menit bermain Dedi menunjukkan bakatnya bahwa ia pantas masuk di skuad Senior PSDS Deli Serdang yang berkompetisi level atas Liga Indonesia pada waktu itu. Dedy Gusmawan waktu itu di gaji pertama di PSDS 1 juta perbulan kemudian ada kontrak 5 juta dengan rincian 65% di bayarkan termin pertama, 25% termin kedua, 10% termin ketiga. Dedi menambahkan gaji 1 juta yang 700.000, untuk kredit motor masih sisa 300.000, syukur Alhamdulillah pungkasnya dan apapun itu adalah buah dari etos kerja profesional. Kemudian saya bertanya bagaimana menjaga performa kondisi kebugaran seorang Dedy Gusmawan? ia mempunyai tips cara menjaga kebugaran, menurutnya setiap hari jika tidak berhalangan harus latihan, makan tepat waktu tapi jangan berlebihan dan istirahat yang cukup hal itu mengapa sampai saat ini masih di di percaya bermain di level kompetisi profesional.
Foto Dedy Gusmawan membela tim Persita Tangerang
Picture : By Google
Berkarir sebagai pemain profesional dengan segala resiokonya Lantas bagaimana membangun support system? Seorang Dedy Gusmawan membangun support system sebagaimana keluarga mendukung karir sebagai pemain sepakbola profesional yg selama ini di bangun harus tetap berjalan. Dedi bercerita menyakinkan pada istri ini bahwa bermain sepakbola adalah keahlian saya, mata pencaharian saya dan mohon di dukung. Pertama-tama ia menjelaskan pada istrinya kemudian istri yang menceritakan pada anak-anaknya bahwa ayah adalah seorang pesepakbola yang sedemikian harus profesional pada tuntutan kerja. Hari demi hari anak-anaknya paham tentang pekerjaan ayahnya dengan segala resikonya.
Pada 2017 Dedy Gusmawan mengalami patah tulang fibula kiri pada waktu itu ia bermain untuk Mitra kutai Kartanegara (Mitra Kukar FC) di laga terakhir penyisihan grub 1 Piala Presiden melawan Persipura Jayapura. Bagaimana ia bangkit dari hal yang paling menyakitkan tersebut? Dedi menjelaskan bahwa “ia ingat bahwa adalah seorang tulang punggung keluarga yang harus sehat, harus segera bekerja karena saya di harapkan oleh keluarga, keluarga membutuhkan saya, harus cepat bangkit”, itulah yang menjadi motivasi saya. Ia menuturkan. Keluarga menjadi semangatnya untuk cepat bangkit. Dengan segala resiko atas pekerjaanya ia memahami tetapi kembalikan di awal bahwa ini adalah keahliannya dan harus di perjuangkan.
Bagaimana Dedy Gusmawan menyikapi kritik suporter dari media sosial? Agar performa Dedy Gusmawan tetap terjaga. Ia tahu bahwa sebagai publik figur mempunyai resiko akan kritik yang bisa saja menyebabkan menurunkan performa jika tidak bijak dalam menyikapi kritik. Ia mempunyai prinsip segala kritikan dari orang lain menjadikan cambuk untuk lebih baik lagi kedepannya sama halnya menghadapi ketika mengalami cidera harus cepat bangkut kembali. Hal ini mengapa Dedy Gusmawan selalu bisa di panggil ke Tim Nasional dan terakhir di panggil pada tahun 2019. Dan saya bertanya mengapa selalu bisa di panggil ke tim nasional? Jawabnya sederhana ‘’berusaha tampil profesional di klub dan beri kepercayaan pada yang memberi kepercayaan kepada saya’’.
Foto Dedy Gusmawan membela Tim Nasional
Picture by: Google
Usia 36 tahun adalah pencapaian yang luar biasa bagi pemain sepakbola apa tujuan kedepannya sebagai pemain sepakbola? Ia menambahkan masih menjaga kepercayaan yang orang lain kasih kesaya selama orang lain kasih kepercayaan pada saya, saya akan menjaga kepercayaan itu, jawab pemain yeng pernah membela tim liga utama Myanmar Zeyashwemye FC.
Foto Dedy Gusmawan membela tim liga utama Myanmar Zeyashwemye FC.
Picture by: Google
Selama berkarir di dunia sepakbola selama 20 tahunan dari mulai membangun hingga menjadi pemain profesional apakah ingin membangun akademi sepakbola? Dedi menjelaskan sangat pingin karena ingin membagikan berbagai pengalaman selama berkarir sebagai pemain sepakbola profesional agar sepakbola Indonesia lebih baik lagi kedepannya. Apa tips bagi pemain muda yang baru berproses membangun mimpinya sebagai pemain sepakbola profesional? Dedi menuturkan tetap yakin dengan kemampuan, disiplin latihan, makan, istirahat dan ia yakin selama ada kemauan yang kuat dan usaha yang besar pasti Tuhan akan kasih rejeki yang besar pula.
Kesimpulan dari obrolan bersama Dedy Gusmawan, Profesional itu adalah tindakan tanggung jawab kita ketika melakukan sesuatu pekerjaan, baik kita memulai, mempertahankan hingga meningkatkan level kemampuan kita. Dan Profesional itu bernama Dedy Gusmawan.